Bienvenue......Selamat datang

hai.. selamat datang di "Our Pandora", disini rie jadi editor nya.
klo mau tau penulis aslinya.. just klik about page

Beda..!!

by Salty Fish
on Februari 2010

Suatu hari di salah satu warehouse cargo bandara..
Tak perlu rasanya saya sebutkan nama tempatnya disini, toh.. tulisan ini hanya sekadar contoh kecil yang kebetulan terlintas dipikiran saya. Rasa jenuh karena lama menunggu membuat mata saya berputar melihat sekeliling gudang itu. Bunyi printer bersuara nyaring mirip jangkrik langsung mengingatkan saya pada tempat yang berbeda, tempat yang mem-produksi ‘benda’ yang bersuara mirip jangkrik itu.

Ruangan dengan nama warehouse di pabrik itu jauh berbeda keadaanya. Tak ada sarang laba-laba disudut ruangan disana, bahkan debu pun dilarang ‘hadir’ disana. Sistem Administrasinya juga tertata cukup rapi. Tak seperti dibandara ini, tulisan besar (yang kalau saya tak salah ingat) berbunyi “Petugas dilarang menerima pungutan diluar pungutan resmi” seperti tak bisa dibaca dengan benar oleh petugas disana.



Jangan ditanya.. bertanya pada petugas keamanan pun harus diselipi uang lima ribuan. Ada juga yang bertugas memeriksa kelengkapan dokumen, ketika keluar dari sana rekan saya dibisiki “Uang Rokok-nya pak..”, dan lagi-lagi beberapa lembar uang ribuan harus keluar..

Yang rasanya tidak mengejutkan adalah bagaimana cara memasukkan barang yang kami bawa kedalam mobil carteran. Barang yang kami bawa beratnya seikitar 170 kg. Ditempat kami, beberapa orang dewasa rasanya bisa mengangkatnya.
Tapi, digudang ini, begitu melihat berat barang pada dokumen,
petugas berguman (tetapi dengan suara keras) “sepertinya butuh forklift untuk mengangkatnya..”.
“Gila...!!” seru saya dalam hati.. “disuruh sewa forklift nih..”.

saya dan rekan sepakat untuk pura-pura cuek dan tak mendengar ucapan petugas itu. Ternyata cara itu tak terlalu berhasil.. di bagian depan gudang telah menunggu beberapa orang (yang mungkin juga petugas) bersiap-siap mengangkut barang. Benar saja, setelah uang puluhan ribu berwarna biru diselipkan sembari berjabat tangan, beberapa orang dengan sigap dan cekatan menentukan cara yang pas untuk membawa barang tersebut kedalam mobil. Nah lho... tak butuh Forklift khan..?!! Lihatlah.. Ada apa dengan mereka..!!

Saya tak bertanya, berapa banyak uang ‘tak resmi’ yang harus dikeluarkan oleh rekan saya hari itu.
Ketika ada yang bertanya , rekan saya pun hanya menjawab dengan “banyak..!!”.
“Itu baru ambil barang pak... kalau kirim barang, lebih banyak lagi yang harus keluar..” seloroh sopir mobil yang membawa kami ketempat tujuan.
Saya hanya bisa menjawabnya dengan menggeleng-gelengkan kepala..

“About Us..” Begitulah (kalau tidak salah ingat) judul sebuah email yang di’forward’ oleh teman-teman saya beberapa tahun yang lalu. Sebuah email yang berisi tulisan seorang ekspatriat disebuah koran nasional berbahasa asing. Tulisan itu sendiri bercerita tentang kehidupan anak-anak indonesia. Keseharian anak Indonesia yang banyak dihabiskan didepan televisi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menurutnya tidak berguna.
Dia kemudian membandingkan dengan apa dan bagaimana yang dilakukan oleh anak-anak dinegara asalnya. Sebuah perbandingan yang menurut saya bertujuan untuk membuka mata sekaligus menyentil telinga orang Indonesia keras-keras.

Waktu itu saya kemudian mem’forward’ email tersebut ke teman-teman yang lain. Kala itu, sengaja saya kirim dengan ‘BCC’ karena saya tak terlalu menyukai perdebatan panjang.
Komentar yang paling menarik (dan kemudian saya angkat keforum) adalah dari seorang teman yang mengajukan keberatan dengan isi email itu. Intinya.. tak semua anak Indonesia melakukan hal serupa, lagi pula.. Perbandingan yang digunakan jelas tak sama. “Beda..!!” selorohnya..
kondisi negara kita saat ini jelas berbeda dengan negara mereka saat ini. Coba bandingkan dengan kondisi mereka pada saat revolusi Industri..!! Begitu Argumentasinya.
Jujur saja.. saya sebenarnya tak terlalu setuju dengan isi tulisan itu, tapi.. sekadar sentilan keras rasanya tak mengapa.

Kometar sejenis juga saya dapatkan lewat tulisan “salah-nya Si Kodok (about us.. part 1)”... ‘Beda..!! begitulah sanggahan yang saya tangkap.
“comparasi yang tak sesuai dan terkesan merendahkan bangsa sendiri”, begitulah kometar dari seorang teman..
Saya tak bermaksud membela diri, cerita pada bagian awal tulisan ini hanya sekadar contoh kecil.. Apa yang berbeda?? Kedua nya di Negara yang sama dan dikelola oleh orang indonesia. Hanya saja, yang satu milik negara (pemerintah) sedangkan yang lainnya milik swasta (asing). Lalu.. bagaimana bisa berbeda??

Saya juga enggan berbicara tentang mentalitas atau moralitas lewat tulisan ini. Dengan sengaja juga saya tak memberi arahan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam rangkaian tulisan dengan judul “about us..“. Hanya sekadar berbagi cerita, selebihnya.. terserah..

Maybe little bit pressure or effort needed... Hah.... sedikit ?? Yakin loe?? ;)

0 comments:

Post a Comment

 
Real Estate © 2010 Template design by Justinwoodie.com. Powered by Blogger.